Indonesia merupakan Negara kepulauan yang
terdiri dari banyak pulau. Terdapat lima pulau utama yaitu pulau Jawa, pulau
Sumatra, pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, dan pulau Papua. Di setiap
pulau-pulau tersebut memiliki adat dan budaya yang beragam pula. Pulau Jawa
sendiri merupakan pusat pemerintahan yang ada di Indonesia. Pulau Jawa juga
merupakan pulau yang penduduknya paling padat di Indonesia, yakni sekitar 141
juta jiwa. Beberapa daerah di pulau Jawa juga merupakan daerah metropolis
dengan kesibukan dan kegiatan masyarakatnya yang beragam.
Di zaman modern ini, masyarakat seakan-akan
disibukkan oleh waktu. Semua ingin serba cepat dan instan. Berpergian ke suatu
tempat pun ingin langsung cepat sampai. Tetapi faktanya kondisi lalu lintas
yang berada di kota-kota besar di Indonesia, khususnya pulau Jawa sering kita
jumpai kemacetan dimana. Hal itu menimbulkan polemik tersendiri bagi
masyarakat, karena waktu terbuang di jalanan. Dengan kondisi seperti itulah
diperlukan suatu moda transportasi yang dapat memudahkan penduduk untuk menuju
dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cepat, aman, dan nyaman untuk penggunanya.
Kereta api merupakan salah satu moda
transportasi yang dapat dijadikan solusi sebagai masalah kemacetan yang banyak
terjadi. Saat ini perlintasan kereta api sering kita jumpai di pulau Jawa. Hal ini
sangat signifikan dikarenakan pada zaman kolonial Belanda, pihak Belanda mempekerjakan
pribumi untuk membangun jalur kereta api jarak dekat sebagai sarana
transportasi. Akhirnya setelah masa kemerdekaan, pemerintah Indonesia semakin
rajin untuk membangun jalur kereta api di pulau Jawa.
Kereta api pada zaman dahulu menggunakan batu
bara atau kayu sebagai bahan bakarnya. Semakin pesat jaman, kereta api berkembang
dengan menggunakan diesel, minyak bumi, dan listrik. Bahan-bahan seperti batu
bara, kayu, minyak bumi, dan diesel merupakan bahan-bahan yang sulit untuk
diperbaharui dan banyak menimbulkan polusi atau kurang ramah lingkungan. Untuk menjadikan
suatu moda transportasi itu baik dan layak digunakan adalah menjadikan
kecepatan sebagai ukuran. Kereta api dikenal sebagai moda transportasi yang
bebas macet karena memiliki jalur khusus tersendiri yaitu rel, tetapi kadang
kala jika suatu kereta api sedang berjalan menimbulkan suara yang sangat bising
dan goncangan yang besar di dalam gerbong. Suara yang bising dari kereta api
bukan hanya berasal dari klakson kereta api, tetapi gesekan antara roda kereta
dan rel yang sama-sama terbuat dari logam.
Selain timbul suara bising, gesekan tersebut
juga menimbulkan goncangan pada area dalam kereta api. Penumpang yang sedang
berjalan-jalan sepanjang gerbong selama kereta api berjalan akan
terhuyung-huyung. Dan yang lebih penting, dengan adanya gesekan dari rel dan
roda kereta api, energi yang dikeluarkan dari mesin tidak dapat diubah seratus
persen menjadi energi gerak, melainkan diubah menjadi energi panas juga. Tentunya
hal ini dirasa cukup merugikan dalam segi ekonomi dan kecepatan kereta api.
Kereta dengan sistem melayang (levitate) dapat diterapkan untuk
mengatasi persoalan ini. Rel kereta tidak berbentuk seperti dua logam panjang
melainkan seperti jalanan yang terdiri dari magnet-magnet. Hal seperti ini pun
berpengaruh terhadap desain dari roda kereta api. Roda kereta api yang selama
ini kita kenal adalah silinder pejal akan berubah menjadi datar. Roda tersebut
diganti dengan bahan logam. Untuk pembangkit listrik dari kereta api
menggunakan bahan bakar ramah lingkungan yaitu solar cell yang dapat menghasilkan listrik. Listrik tersebut akan
menjadi sumber energi penggerak kereta api. Setelah alat penggerak dinyalakan
maka akan timbul gejala elektromagnetik di daerah bawah kereta api yang
nantinya akan berinteraksi dengan jalur kereta api yang mengandung magnet pula.
Interaksi tersebut akan menghasilkan suatu gaya tolak-menolak, sehingga kereta
api akan sedikit terangkat (berada sekitar 2 cm dari jalur kereta api). Jalur kereta
api yang merupakan magnet akan memiliki kemampuan untuk menarik kereta api kea
rah depan, sehingga kereta dapat bergerak ke depan.
Dengan posisi kereta api melayang di atas
jalur kereta, maka bisa dipastikan kecepatan kereta api akan jauh lebih cepat
daripada roda kereta api menempel pada rel. Kecepatan yang bisa dihasilkan
dengan sistem melayang (levitate) ini
adalah sekitar 300 - 400 km/h. Tentunya akan menghasilkan banyak keuntungan
bagi pengguna jasa kereta api seperti ini. Di tengah kesibukan, masyarakat akan
terlayani dengan moda transportasi yang cepat, aman, dan nyaman.
Mengapa nyaman? Karena goncangan yang
ditimbulkan dari kereta api berteknologi seperti ini sedikit, disebabkan tidak
adanya gesekan antara roda kereta dan dan rel. Ditambah lagi suara yang akan
ditimbulkan saat kereta lewat akan tidak sekeras kereta dengan jalur
konvensional. Masyarakat yang daerahnya dilalui oleh perlintasan kereta tidak
akan merasakan bisingnya suara kereta api saat melintas. Goncangan minim yang
ditimbulkan kereta api model seperti ini akan memudahkan pihak perkeretaapian
untuk meningkatkan fasilitas yang ada di dalam kereta. Misal adanya gerbong
tidur untuk kereta api dengan rute jauh. Banyak keluhan dari masyarakat saat
bepergian menggunakan kereta api dengan rute jauh, yakni sakit di badan karena
tidak bisa merebahkan badan. Fasilitas toilet juga bisa ditingkatkan, karena
dengan banyaknya goncangan dalam kereta api, membuat penumpang malas untuk
menggunakan toilet kereta api dan itu tentunya berbahaya bila menahan buang air
kecil atau buang air besar dalam jangka waktu yang lama. Dengan kereta api
melayang, penumpang tidak akan khawatir dengan goncangan yang akan dihasilkan
oleh kereta.
Untuk memajukan sistem perkeretapian di
Indonesia, tentunya harus mendapat dukungan dari banyak khalayak. Selain masyarakat,
pemerintah harus mendukung inovasi-inovasi terbaru di bidang transportasi. Karena
Indonesia merupakan Negara potensial dan kaya, sehingga dengan kemajuan sarana
transportasi di Indonesia diharapakan terjadinya pemerataan kesejahteraan
penduduk pula.